Aqiqah merupakan bentuk syukur atas anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.
Apakah sebenarnya tujuan aqiqah dan keutamaannya, Setiap ibadah yang disyariatkan oleh Allah SWT, tentu mempunyai manfaat dan hikmah yang besar bagi umat manusia.
Dan tidak ada yang sia-sia diciptakan oleh Allah. Allah juga tidak merasa malu, karena menciptakan makhluk yang kecil, kendati dalam penglihatan manusia merugikan.
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu.
Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka.
Tetapi mereka yang kafir mengatakan, “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?” Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk.
Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS al-Baqarah [2]: 26).
Dengan penjelasan ayat di atas, jela bahwa hal itu untuk mencoba umat manusia. Apakah dengan perumpamaan itu mereka menjadi orang yang bersyukur atau kufur.
Tujuan disyariatkan Aqiqah
Dalam ayat lain, Allah menegaskan bahwa pada penciptaan langit dan bumi, sesungguhnya terdapat tanda-tanda bagi orang yang berpikir. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imrah [3]: 191).
Sepertihalnya dengan tujuan aqiqah untuk menyembelih hewan saat kelahiran anak. Sebagai bagian dari fikih ibadah, aqiqah memiliki banyak hikmah. Menurut Syekh Abdullah Nashih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam, aqiqah mempunyai beberapa hikmah.
Pertama, menghidupkan sunah Nabi Muhammad SAW dalam meneladani Nabi Ibrahim AS, tatkala Allah SWT menebus putra Ibrahim yang tercinta Ismail AS.
Kedua, dalam aqiqah memiliki unsur perlindungan dari setan yang dapat mengganggu anak yang baru lahir dan ini sesuai dengan makna hadis, yang artinya, “Setiap anak itu tergadai dengan aqiqahnya.”
Sehingga, anak yang telah ditunaikan aqiqahnya insya Allah lebih terlindung dari gangguan setan yang sering mengganggu anak-anak. Hal inilah yang dimaksud oleh Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah “bahwa lepasnya dia dari setan tergadai oleh aqiqahnya”.
Ketiga, aqiqah merupakan tebusan untuk anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya kelak pada hari akhir.
Sebagaimana Imam Ahmad mengatakan, “Dia tergadai dari memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan aqiqahnya).”
Keempat, merupakan bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah SWT dengan lahirnya sang anak.
Kelima, aqiqah sebagai sarana menunjukan rasa gembira dalam menjalankan syariat Islam dan bertambahnya keturunan mukmin dan muslim yang akan memperbanyak umat Rasulullah SAW pada hari kiamat.
Keenam, aqiqah bisa memperkuat ukhuwah (persaudaraan) salah satu masyarakat. Ketujuh, adalahsarana untuk menerapkan prinsip-prinsip keadilan sosial dan menghapuskan fenomena kemiskinan di dalam masyarakat. Misalnya, dengan adanya daging yang dikirim untuk fakir miskin.
Syukur Nikmat
KH Muhammad Sholikhin dalam bukunya “Mukjizat dan Misteri Lima Rukun Islam: Menjawab Tantangan Zaman” mengungkapkan, dalam ibadah aqiqah terdapat unsur tarbiyah (pendidikan).
Yakni mendidik ketakwaan anak agar menjadi orang yang dekat (taqarrub) kepada Allah, serta menghilangkan sifat-sifat kebinatangan pada diri anak.
karena manusia pada umumnya juga memiliki sifat-sifat hewaniah yang harus dihilangkan dengan norma etika keagamaan.
Di samping itu, aqiqah pun ber tujuan untuk mendidik anak menjadi hamba yang dekat dengan Allah SWT. Sebab, aqiqah tersebut sendiri ialah tindakan berkurban. Perbedaannya dengan qurab (kurban) pada hari Idul Adha terletak pada syariatnya.
Jika kurban pada bulan Dzulhijjah disyariatkan sehubungan dengan peristiwa haji, dan tertentu bagi yang mampu serta memiliki kehendak yang sama dengan prosesi haji, sedangkan aqiqah adalah kurban hewan untuk diri pribadi sebagai penebusan terhadap jiwa anak yang baru lahir,” tulisnya.
Dan secara khusus, tujuan dan manfaat aqiqah adalah merupakan bentuk syukur atas anugerah yang diberikan Allah kepada seorang Muslim, dengan kehadiran buah hati dalam kehidupan keluarganya.
Baca juga: Catering Terbaik Di Jogjakarta